Tuesday, 5 April 2016

Makalah Sistem Informasi Manufaktur

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Makalah Diskusi
Disusun untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pembimbing : Agus Hendrawan

Disusun Oleh:
1.      Tassya Noviani               (2014320121)
2.      Karina Amalia                (2014320123)
3.      Ajeng Mariskawati         (2014320124)
4.      Syifa Mauludina                        (2014320125)
5.      Putri Nur Amalia            (2014320127)
6.      Widya Witiyastiti           (2014320128)
7.      Thopan Risriyanto          (2014320130)
8.      Dewi Dian Sari              (2014320132)



FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Tahun Ajaran 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Sistem Informasi Manufaktur”
Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah ini tidak lain adalah untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Mnaajemen yang ditugaskan kepada penulis, sehingga penulis lebih memahami tentang topik tersebut.
 Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, sudilah kiranya para pembaca untuk memberikan masukan dan saran sehingga isi makalah ini dapat lebih sempurna. Sebelumnya penulis mohon maaf jika ada kesalahan cetak atau bahasa yang kurang baku di dalam makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca pada umumnya yang memerlukan di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang, khususnya bagi penulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 02 April 2016


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................         i
KATA PENGANTAR...........................................................................         ii
DAFTAR ISI...........................................................................................         iii
BAB I    PENDAHULUAN....................................................................         1
               1.1  Latar Belakang....................................................................         1
                        1.2  Rumusan Masalah...............................................................         1
                        1.3  Tujuan..................................................................................         1
BAB II   PEMBAHASAN.......................................................................         2
               2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur............................         2
               2.2 jenis-jenis Model dari Sistem Informasi Manufaktur...........         3
               2.3 Model Sistem Informasi Manufaktur...................................         5
               2.4 Komputer Sebagai Sistem Informasi....................................         8
               2.5 Komputer berperan dalam Sistem Informasi Manufaktur....         10
               2.6 Contoh beserta Kelebihan dan Kekurangan SIM................         11
BAB III PENUTUP................................................................................         14
8.1  Kesimpulan...........................................................................         14
8.2  Saran.....................................................................................         14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................         15


BAB I
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Dalam sebuah perusahaan selalu menghubungkan pemikiran hasil kepada sebuah prosedur input, proses dan output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi melalui sebuah proses system manajemen yang biasa disebut Database Management System (DBMS). Proses mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah system yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Oleh karena itu, system informasi manajemen menjadi perangkat utama pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahaan tersebut.
Begitu pula dengan perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sebuah system informasi yang dikhususkan pada department. Sistem Informasi Manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
1.2              Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan system informasi manufaktur?
2.      Apa model system informasi manufaktur?
3.      Bagaimana computer berperan dalam system informasi manufaktur?
4.      Bagaimana manajemen system informasi manufaktur?

1.3              Tujuan
1.      Mampu menjelaskan maksud dari Sistem Informasi Manufaktur.
2.      Menambah wawan dan pengetahuan tentang Sistem Informasi Mnaufaktur
3.      Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi Sistem Informasi Manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur, dalam arti yang paling luas adalah proses merubah bahan baku menjadi produk.  Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material dan tahaptahap proses dimana produk tersebut dibuat. Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks  yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses,  production control, pengiriman material, support service, dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam  hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen  perusahaan  dalam  pemecahan  masalah  yang  berhubungan  dengan  manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Ruang  lingkup  sistem  informasi  manufaktur  meliputi  Sistem  perencanaan  manufaktur,  rencana  produksi,  rencana  tenaga  kerja,  rencana  kebutuhan  bahan  baku  dan  sistem pengendalian manufaktur.
Manfaat  digunakannya  sistem  informasi  manufaktur  di  dalam  perusahaan  adalah sebagai berikut :
1.         Hasil  produksi  perusahaan  lebih  cepat  dan  tepat  waktu  karena  sistem  informasi   manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2.         Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3.         Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
4.         Sistem  informasi  manufaktur  yang  berupa  fisik  robotik,  hasil  produksi  semakin  cepat,  tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.


2.2              Jenis-jenis Model dari Sistem Informasi Manufaktur
            Ada empat jenis dasar dari model, antara lain:
2.2.1        Model Fisik
Model fisik adalah penggambaran tiga dimensi dari kesatuannya. Dalam beberapa hal, model ini berukuran lebih kecil dari pada objek yang diwakilinya. Sebagai contoh adalah mainan anak-anak, seperti boneka dan pesawat terbang mainan, dan prototype rancangan yang digunakan oleh perancang mobil. Beberapa model mempunyai ukuran yang sama seperti entity-nya, dan beberapa diantaranya ada yang lebih besar. Ilmuwan mungkin akan menggunakan model fisik telinga manusia yang lebih besar ketika ia mempelajari masalah penyakit tuli, misalnya. Model fisik dapat memenuhi tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh sesuatu yang nyata; bayi tidak dapat dipakai sebagai cetakan untuk pembuatan boneka, pembuat mobil sangan sulit menggunakan mobil asli untuk pencetakan mobil menurut idenya. Dari keempat model yang ada, model fisik mungkin merupakan model yang mempunyai kegunaan paling sedikit bagi manajer bisnis. Biasanya, manajer tidak perlu melihat sesuatu dalam bentuk tiga dimensi untuk memahami dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2.2.2        Model Naratif  
Model naratif adalah sebuah jenis model yang digunakan manajer tiap hari, yang dianggap sebagai model. Model Naratif menjelaskan entity (kesatuan)-nya dengan kata lisan atau tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entity dari narasi tersebut. Semua komunikasi lisan dan tertulis adalah model naratif, sehingga menjadikannya jenis yang paling populer. Dalam bisnis, informasi tertulis dari komputer dan informasi lisan dari sistem komunikasi informal merupakan contoh dari model naratif ini.
2.2.3        Model Grafis
Model grafis jenis model lain yang tetap dalam penggunaannya adalah model grafis. Model grafis mewakili entity-nya dengan abstraksi garis, symbol dan bentuk. Ia seringkali disertai dengan penjelasan naratif. Model grafis digunakan dalam bisnis untuk menyampaikan informasi. Banyak laporan tahunan mengenai pemegang saham perusahaan terdiri dari grafik berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan. Grafik juga digunakan untuk menyampaikan informasi kepada manajer. Keberadaan software grafik khusus untuk mikrokomputer sekarang ini lebih difokuskan perhatiannya pada penggunaan grafik dalam pemecahan masalah. Model grafis juga digunakan dalam perancangan sistem informasi. Banyak dari peralatan yang digunakan oleh analis sistem dan programmer adalah bersifat grafis. Yang paling terkenal dari model ini adalah flowchart (kartu pencatat masuk keluarnya barang). Simbol flowchart mewakili proses yang akan dilakukan dan juga mewakili file input dan output.
 
2.2.4    Model Matematis
Model matematis digunakan dalam pembuatan model bisnis, segala rumus matematika atau persamaan adalah model matematis. Banyak model matematis yang digunakan oleh manajer bisnis bersifat lebih kompleks dari pada yang digunakan dalam pelajaran matematika di perguruan tinggi. Sebagai contoh, rumus yang digunakan untuk menghitung break-even point (titik impas) adalah hanya:
BEP  =   TFC
P-C
Disini TFC adalah total biaya tetap (fixed cost), P adalah harga penjualan per unit, dan C adalah biaya variabel unit (variable cost). Model titik impas hanya menggunakan satu pertanyaan. Beberapa model matematis menggunakan sejumlah persamaan, seringkali sampai ratusan bahkan ribuan. Model perencanaan pendanaan yang dikembangkan oleh Sun Oil Company, selama tahun awal penggunaan MIS, menggunakan sekitar 2.000 persamaan. Dengan menggunakan model yang begitu banyak mengakibatkan mereka menjadi bingung dan sulit menggunakannya. Sekarang ini cenderung digunakan model yang lebih kecil yang hanya dimaksudkan untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah khusus.
Karena bahasa matematika bersifat universal, model matematis tidak mengenal wilayah geografi. Siapa saja yang memahami bahasa dan mengetahui arti simbolnya akan dapat mengerti model tersebut. Inilah salah satu kelebihan model matematis. Kelebihan lainnya adalah ketepatan hubungan diantara bagian dari suatu objek dapat di deskripsikan. Matematika dapat melakukan pengekspresian hubungan dengan lebih banyak dari pada yang dapat dilakukan oleh dua dimensi model grafis atau tiga model fisik. Bagi ahli matematika dan manajer bisnis, yang mengetahui kekompleksan sistem bisnis, kemampuan multidimensional dari model matematis ini merupakan aset yang besar.
2.3              Model Sistem Informasi Manufaktur
2.3.1        Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern system keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini  meliputi  sumber  daya  manusia  (SDM),  material,  mesin,  dan hal  lainnya  yang  mendukung proses  secara  keseluruhan  seperti  transportasi, spesifikasi  kualitas  material,  frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dan lain-lain.
2.3.2        Sub Sistem Input
Sub Sistem Input terdiri dari:
a.     Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern  yang  menjelaskan  operasi  manufaktur  dan  data  lingkungan yang  menjelaskan  transaksi  perusahaan  dengan  pemasok. Sebagai  contoh,  pegawai produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat dibaca  secara  optik  atau  dengan  tanda  pensil  yang  dapat  dibaca  secara  optik,  dan  kartu plastik dengan garisgaris catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
b.     Subsistem Industrial Engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih  khusus yang mempelajari operasi  manufaktur  dan  membuat  saransaran  perbaikan.  Industrial  engineering  terdiri dari  proyekproyek  pengumpulan  data  khusus  dari  dalam  perusahaan  yang  menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c.     Subsistem Intelijen Manufaktur
        Subsistem  intelijen  manufaktur  berfungsi  agar  manajemen  manufaktur  tetap  mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material  dan mesin. Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1.      Informasi  pekerja,  manajemen  manufaktur  harus  memperhatikan  serikat  pekerja  yang mengorganisasikan  para  pekerja  perusahaan.  Baik  dalam  sistem  kontrak, tak  berjangka maupun borongan.
2.      Sistem  formal,  manajemen  manufaktur  memulai  arus  informasi  pekerja  dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan  data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3.      Sistem  informal,    arus  informasi  antar  pekerja  dan  manajemen  manufaktur  sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
Kegiatankegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur:
-          Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan.
-          Pengujian data.
-          Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
-          Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
-          Pengambilan data  dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan  data yang lain.
2.3.3        Sub Sistem Output
Adalah  informasi  yang  dihasilkan  dari  hasil  pengolahan  data  yang  dapat  dibagi  menjadi  3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.

a.       Subsistem Produksi
Adalah  segala  hal  yang  bersangkutan  dengan  proses  yang  terjadi  disetiap  divisi  kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.

b.      Subsistem Persediaan
Tingkat  persediaan  perusahaan  sangat  penting  karena  menggambarkan  investasi  yang besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya,  dan  tingkat  persediaan  rata-rata  dapat  diperkirakan  dari  separuh  kuantitas pesanan  ditambah  safety  stock.  Subsistem  persediaan  memberikan  jumlah  stok,  biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input,  biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.

c.       Subsistem Kualitas
Adalah  semua  hal  yang  berhubungan  dengan kualitas,  baik  waktu,  biaya,  performa  kerja, maupun  pemilihan  supplier.  Fungsi  dari  sub  sistem  kualitas  adalah  mengukur  kualitas material  saat  material  diubah.  Banyak  hal  lain  yang  bukan  unsur  mutlak  kualitas  namun perlu  masuk  dalam  unsur  kualitas  seperti  proses  (Process Control), Perawatan (Maintenance),  dan  Spesifikasi  (Specification)  baik  produk  jadi maupun  material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan  menggunakan  total  quality  management  (TQM)  yaitu  manajemen  keseluruhan perusahaan  sehingga  perusahaan  unggul  dalam  semua  dimensi  produk  dan  jasa  yang penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
-          Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
-          Kualitas dicapai oleh manajemen
-          Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan.

d.      Subsistem Biaya
      Komponen  biaya  termasuk  dalam  semua  subsistem  yang  ada.  Tujuan  perusahaan manufaktur  secara  umum  adalah  mencapai  keuntungan  dari  hasil  penjualan  produknya. Oleh  karena  itu,  sebuah  sistem  informasi  tidak  akan  pernah  terlepas  unsur  biaya  yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi. Unsurunsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat.
Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
-          Biaya Pemeliharaan (Biaya penyimpanan) à  biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
-          Biaya Pembelian à mencakup biayabiaya yang terjadi saat material dipesan, waktu  pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
2.4       Komputer Sebagai Sistem Informasi
            2.4.1    Sistem Pemesanan Kembali (Re Order Point/ROP)
            Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas  mengendalikan  persediaan.  Pendekatan  reaktif  yang  sederhana  yaitu  menunggu  hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau  suatu  proses  produksi.  Tingkat  barang  yang  berfungsi  sebagai  pemicu  disebut  titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re-order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara lain:
- Stock-out : Kehabisan persediaan.
- Lead Time : Waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan.
- Safty Stock : Persediaan aman.
2.4.2    Material Requirement Planing (MRP)
MRP adalah  suatu  strategi  material  proaktif  yaitu  mengidentifikasikan  material,  jumlah  dan tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1.      Sistem  penjadwalan  produksi  menghasilkan  master  jadwal  produksi  yang  mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang.
2.      Sistem  MRP  menguraikan  tagihan  material.  Mengubah  kebutuhan  bruto  menjadi kebutuhan netto.
3.      Sistem  perencanaan  kebutuhan  kapasitas  bekerja  dengan  sistem  MRP  utk  menjaga produksi dalam kapasitas pabrik. Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.
4.      Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian.
Manfaat MRP bagi Perusahaan:
1.   Perusahaan dalam mengelolamaterialnya secara lebih efisien.
2.   Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang.
3.   Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan.
4.   Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.

2.4.3    Manufacturing Resource Planning (MRPII)
MRP  II  mengintegrasikan  semua  proses  di  dalam manufaktur  yang  berhubungan  dengan manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
Manfaat MRP II :
1.      Penggunaan  sumber  daya  yang  lebih  efisien;  mengurangi  inventori,  lebih  sedikit  waktu, lebih sedikit kemacetan.
2.      Perencanaan prioritas lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.
3.      Meningkatkan  pelayanan  pelanggan;  sesuai  tanggal  pengiriman,  meningkatkan  kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4.      Meningkatkan moral dan semangat pekerja
5.      Informasi manajemen yang lebih baik
2.4.4    Pendekatan Just in Time (JIT)
JIT  menjaga  arus  bahan  ke  pabrik  agar  sampai  yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di workstation (stasiun kerja) ”just in time”  (tepat  waktu).  JIT  berusaha  untuk  meminimalkan  biaya  inventarisasi  dengan  cara memproduksi  dalam  jumlah  yang  lebih  kecil.  Lot  size  (ukuran  tumpukan)  yang  ideal  akan menjadi  satu  dalam  sistem  JIT.  Satu  unit  akan  bergerak  dari  workstation  ke  workstation berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan  waktu  menjadi  kunci  Penting    saat  Pasokan  bahan  mentah  datang  dari  pemasok sebelum  penjadwalan  produksi  mulai,  tidak  ada  inventarisasi  bahan  mentah  yang  perlu dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasok melakukan  beberapa  kali  pengiriman  selama  satu  hari.  Kebalikannya  dengan  MRP  yang menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan  pengaturan  waktu  dan  penggunaan  tanda  non  komputer  karena  cukup menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).
2.5              Komputer berperan dalam Sistem Informasi Manufaktur
            Sistem informasi manufaktur menggunakan computer baik secara konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam system produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam computer sebagai bagian dari system fisik adalah:
2.5.1        Computer Aided Design (CAD)
            Program computer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun symbol-simbol yang memiliki Sistem Informasi Manufaktur untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur. Contoh dari CAD adalah Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.

2.5.2        Computer Aided Manufacturing (CAM)
            Penerapan computer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan computer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari Database rancangan. CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.

2.5.3        Robotik (Industrial Robots/IR)
            Penerapan computer yang lain dalam pabrik adalah robotic industrial. Alat yang secara otomatis menjalanan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melalukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
2.6       Contoh beserta Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Manufaktur
            Supermarket
Semua sumber fisik mengalir melalui sistem fisik dari supermarket. Arus utama adalah bahan, yaitu barang grosir dan semua item yang dijual. Arus personel terdiri dari manajer toko, klerk bagian checkout, klerk bagian stok, dan sebagainya, yang diperkerjakan, bekerja selama waktu tertentu, dan akhirnya keluar. Hanya ada beberapa mesin yang digunakan dalam supermarket. Mesin pembaca kode jenis barang pada counter checkout yang sering kita jumpai. Namun ada juga mesin yang lebih kecil, seperti kalkulator dan telepon yang ada dalam kantor. Kita bisa memperluas katagori mesin ini dengan menyebutkan lemari es, kotak (lemari) display, dan tempat penyimpanan barang yang akan dijual. Arus uang kedalam supermarket diperoleh dari pelanggan, dan arus keluarnya terutama untuk pembayaran kepada pemasok barang.
Proses transformasi dalam supermarket meliputi pembukaan kotak barang dagangan dan penyusunan item (barang) pada rak. Transformasi ini juga meliputi penyiapan sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar untuk dipajangkan, pemotongan daging, mungkin pembakaran roti kering dan penyiapan item masak. Segala aktivitas yang membuat produk menjadi siap dan menarik untuk dijual dapat dianggap transformasi.
Elemen manajemen dalam sistem konsep terdiri dari manajer toko dan pembantu manajer. Pemroses informasi adalah minikomputer yang ditempatkan jauh dari area pelanggan (pembeli). Minikomputer tersebut di hubungkan ke mesin pembaca kode jenis barang ke komputer mainframe yang berada pada kantor pusat supermarket tersebut, mungkin berada di lain kota. Minikomputer penyimpanan ini mengontrol mesin pembaca kode jenis barang dan melengkapinya dengan keterangan harga dari berbagai barang. Ia juga mentransmisikan data ke kantor pusat, yang akan menentukan item atau barang yang harus dipesan. Ia juga memberikan statistik penjualan, dan sebagainya. Standart penampilan dari supermarket dibuat oleh kantor pusatnya, dengan persetujuan dari manajemen supermarket tersebut.
Manajemen toko (supermarket) mengontrol sistem fisik dalam beberapa tingkat dengan melakukan pengamatan. Manajer selalu berada di tempat dan dapat merespon terhadap situasi tertentu situasi tertentu. Namun demikian, sebagian kontrol dilakukan oleh minikomputer toko yang selalu memberikan informasi.
            Standart memberikan pedoman kepada manajer berkenaan dengan tingkat penampilan yang akan dicapai. Manajer menggunakan pengamatan dan pemroses informasinya untuk memonitor penampilan yang sebenarnya, dan membandingkannya dengan standart. Manajer menerima laporan yang menunjukkan item mana yang laku keras dan mana yang tidak. Manajer merespon gambaran ini dengan mengambil tindakan, seperti mengatur jumlah pemesanan, pengalokasian kembali ke rak, menjalankan strategi obral, dan menambah brosur dan display untuk promosi. Laporan tersebut dapat juga menunjukkan waktu selama sehari dan hari selama seminggu, mengenai kapan dicapai penjualan tertinggi dan yang terendah. Informasi ini berguna untuk memperkerjakan dan menjadwal kerja karyawan dalam memberikan tingkat pelayanan yang dibutuhkan untuk para pembeli. Manajer menggunakan informasi dari pemroses informasi, ditambah dengan standart, sebagai dasar untuk membuat perubahan dalam sistem fisik, sehingga supermarket seterusnya akan berjalan untuk mencapai tujuannya.
Kelebihan sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan:
Kelebihan digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
   Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
   Manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
   Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
   Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
   Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
   Tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
Kekurangan sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan:
Kekurangan digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
   Kegagalan dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh ;
   Kurangnya komitmen top manajemen
   Kesalahan memandang MRP hanyalah software yang hanya butuh digunakan secara tepat,
   Integrasi MRP JIT yang tidak tepat
   Membutuhkan pengoperasian yang akurat
    Terlalu kaku

           



BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat penyusun peroleh dari makalah Sistem Informasi manufaktur ini adalah Sistem Informasi Manufaktur merupakan solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan system informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
            Selain itu, system informasi manufaktur terdiri dari tiga sub system input dan empat sub system output. Di dalam system manufaktur, computer mempunyai dua sifat yaitu sebagai fisik (digunakan pada saat proses produksi dan pengontrolan0 seperti CAD, CAM, dan Robotic Industrial. Dan juga sebagai system informasi (yang memberikan data informasi yang akurat) seperti ROP, MRP, MRP II, dan JIT.
3.2       Saran
                        Adapun saran penulis sehubungan dengan pembahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang pemahaman system informasi manufaktur.